Pendahuluan

Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang kini memimpin Tim Nasional (Timnas) Indonesia, telah menjadi sorotan dalam dunia sepak bola tanah air. Dengan kontrak yang diperpanjang hingga 2027, ia kini menjadi salah satu pelatih terlama yang pernah menangani Timnas Indonesia. Performanya selama beberapa tahun terakhir, baik dalam ajang Piala Asia maupun Kualifikasi Piala Dunia, menjadi bahan diskusi panjang di kalangan penggemar sepak bola. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai performa Shin Tae-yong, keputusan taktik yang ia ambil, serta potensi perpanjangan kontraknya sebagai pelatih Timnas.

Sejarah dan Perjalanan Shin Tae-yong di Timnas

Shin Tae-yong pertama kali ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2019. Ia awalnya menjabat sebagai pelatih sementara sebelum akhirnya diangkat sebagai pelatih tetap. Dalam waktu singkat, ia mampu memberikan dampak positif pada tim, terutama dalam membangun struktur permainan yang lebih solid dan disiplin.

Pada masa pemerintahannya, Shin Tae-yong berhasil memenuhi dua target utama yang diberikan oleh PSSI, yaitu mengantarkan Timnas Senior ke fase gugur Piala Asia 2023 dan membawa Timnas U-23 melaju ke babak delapan besar Piala Asia U-23 2024. Hal ini membuat PSSI memutuskan untuk memperpanjang kontraknya hingga 2027. Jika kontrak ini berjalan sesuai rencana, Shin Tae-yong akan menjadi pelatih Timnas kedua terlama setelah Toni Pogacnik, yang menjabat selama sembilan tahun dari 1954 hingga 1963.

Performa Shin Tae-yong dalam Ajang Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-23 2024

Dalam Piala Asia 2023, Shin Tae-yong membawa Timnas Indonesia mencapai babak 16 besar. Meskipun kalah dari Iran, penampilan Timnas dinilai cukup bagus karena mampu bertanding melawan tim kuat di zona Asia. Di babak penyisihan grup, Indonesia mampu meraih hasil imbang melawan Arab Saudi dan Yordania, serta kalah tipis dari Australia. Performa ini menunjukkan bahwa Shin Tae-yong mampu membangun sistem permainan yang efektif.

Di Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong juga berhasil membawa Timnas U-23 melaju ke babak delapan besar. Meskipun kalah dari Uzbekistan, penampilan anak-anak muda Indonesia di bawah asuhannya mendapat apresiasi dari banyak pihak. Ini menunjukkan bahwa Shin Tae-yong tidak hanya fokus pada Timnas Senior, tetapi juga memperhatikan pembinaan pemain muda.

Keputusan Taktik dan Strategi yang Diambil

Shin Tae-yong dikenal dengan pendekatan taktik yang sangat disiplin dan strategis. Ia sering menggunakan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3, tergantung pada situasi pertandingan. Dalam beberapa laga, ia juga memilih formasi yang lebih defensif jika melawan tim kuat seperti Jepang atau Arab Saudi.

Salah satu keputusan taktik yang paling menonjol adalah penggunaan pemain muda dalam skuad utama. Shin Tae-yong percaya bahwa pemain muda memiliki potensi besar dan dapat memberikan energi serta semangat baru bagi tim. Contohnya adalah Witan Sulaeman dan Rafael Struick, yang kini menjadi andalan di lini depan.

Namun, tidak semua keputusan taktik Shin Tae-yong mendapat dukungan. Beberapa kalangan mengkritik penggunaan pemain tertentu yang dianggap kurang cocok dengan strategi tim. Misalnya, dalam pertandingan melawan China, kekalahan Indonesia di babak pertama dianggap akibat kesalahan pertahanan, yang kemudian memengaruhi performa selanjutnya.

Kritik dan Tantangan yang Dihadapi

Meskipun memiliki banyak pencapaian, Shin Tae-yong juga tidak luput dari kritik. Salah satu isu yang sering dibicarakan adalah konsistensi performa Timnas Indonesia dalam beberapa pertandingan. Misalnya, dalam pertandingan melawan China di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia kalah 1-2 meskipun diunggulkan. Shin Tae-yong sendiri mengakui bahwa kesalahan bek menjadi penyebab gol pertama, namun ia juga menyadari bahwa permainan tim tidak optimal.

Selain itu, ada juga keluhan mengenai keputusan pemilihan pemain. Banyak penggemar sepak bola merasa bahwa beberapa pemain yang dianggap kurang layak dipilih, sedangkan pemain muda yang berpotensi tidak diberi kesempatan. Shin Tae-yong, dalam wawancaranya, menjelaskan bahwa ia memprioritaskan pemain yang sudah terbukti mampu bermain di level internasional.

Potensi Perpanjangan Kontrak dan Masa Depan Shin Tae-yong

Perpanjangan kontrak Shin Tae-yong hingga 2027 merupakan langkah besar bagi PSSI. Dengan kontrak ini, Shin Tae-yong akan memiliki waktu yang cukup lama untuk membangun Timnas Indonesia secara bertahap. Namun, tantangan tetap besar, terutama dalam menghadapi lawan-lawan tangguh seperti Jepang, Arab Saudi, dan Iran.

Shin Tae-yong sendiri menyadari bahwa laga melawan Jepang akan menjadi ujian berat. Ia mengakui bahwa Jepang memiliki peringkat FIFA yang jauh lebih tinggi dan permainan yang sangat stabil. Namun, ia tetap optimis bahwa dengan persiapan yang matang, Timnas Indonesia bisa memberikan perlawanan yang maksimal.

Kesimpulan

Shin Tae-yong telah membuktikan bahwa ia mampu memberikan dampak positif bagi Timnas Indonesia. Dengan kontrak yang diperpanjang hingga 2027, ia memiliki kesempatan untuk terus membangun Timnas Indonesia secara bertahap. Meskipun masih ada kritik dan tantangan, performa dan keputusan taktik yang ia ambil telah menunjukkan kompetensi yang layak.

Masa depan Shin Tae-yong di Timnas akan bergantung pada bagaimana ia mampu menghadapi tekanan dan mengoptimalkan potensi pemain. Jika ia mampu terus memberikan hasil yang konsisten, maka kontrak yang diperpanjang hingga 2027 akan menjadi langkah strategis yang tepat bagi PSSI dan sepak bola Indonesia.